Wednesday, July 04, 2007

Milano

Milano atau milan di Italia tidak hanya terkenal karena ada klub sepakbola bernama Inter Milan dan AC Milan. Bukan lantaran AC Milan baru saja menjuarai Kejuaraan Eropa antar Klub Sepakbola saya kini berbicara soal kota Milan.
Lebih dari itu Milan adalah salah satu kota pusat mode di dunia. Kiblat model baju. Penyebabnya, menurut survey dan kenyataan, karena cuaca di Milan setiap saat, setiap hari, sering berubah, unpredictable kata orang. Karena cuaca sehari-hari tidak dapat dipastikan. Diramalkan panas tahu-tahu hujan turun, diramalkan terik, sekalinya mendung. Karenanya orang-orang Milan seringkali berganti-ganti kaos kaki, baju, gaun, mantel, bahkan celana dalam.

Mengapa Columbus bisa menemukan benua Amerika? Ternyata bukan karena bondo nekad, tetapi sebenarnya konon karena Columbus tidak bisa membaca peta, tidak bisa menuju ke Barat. Andaikan Columbus bisa membaca peta, mungkin ia hanya akan sampai di Bombay, dan tidak perlu bersusah payah memecah sebutir telur di hadapan sidang penentang yang mencemoohnya. Dan akan sulit kita bayangkan bagaimana benua Amerika sekarang, bagaimana nasib dan nama orang-orang Indian. Menurut beberapa ahli sejarah yang kocak, Cleopatra dapat menaklukan Marcus Antonius karena Cleopatra punya hidung pas dan bagus. Andaikata hidung Cleopatra lebih mancung satu senti atau lebih pesek satu senti, maka mereka katakan sejarah dunia bisa berubah ke arah lain.

Sesuatu bisa terjadi karena pas atau tidak pas, bisa juga terjadi karena pasti atau tidak pasti. Kalau Bondo, teman saya yang orang Situbondo bilang ndilalah, kebetulan, konon kata itu sebenarnya singkatan dari kata adiling Gusti Allah, jadi sebenarnya berarti tidak ada yang terjadi kebetulan. Lain lagi Nuki, teman saya yang pengusaha, jika berkata sering didahului oleh kata-kata; boleh jadi, sama-sama tidak tahu, belum tentu, tidak mesti, tidak ada kata harus, mesti, atau kudu. Kita sering berjalan menuju yang pasti, tetapi di dalam perjalanan itu sering tidak ada kepastian. Kita menjadi leluasa berupaya, justru karena sesuatu sering tidak dapat dipastikan.

Perusahaan asuransi, menjadi ada dan berkembang karena antara perusahaan dan perseorangan saling mempertaruhkan ketidakpastian, yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Selayaknya setiap sales perusahaan asuransi jiwa, untuk menarik para peminat, berjualan dengan mensitir hadits Rasulullah: hamzah qabla hamzin, berjaga-jagalah dalam yang lima sebelum datang yang lima. Agar waspada, bersiap-siap terhadap sesuatu yang tidak pasti, bersiap-siap terhadap sesuatu yang pasti.

Berjagalah selagi hidup sebelum datang kematian, berjaga-jagalah selagi muda sebelum datang ketuaan, berjaga-jagalah selagi sehat sebelum datang sakit (agar jangan mudah sakit), berjaga-jagalah selagi kaya sebelum datang kemiskinan (agar tidak miskin kembali), berjaga-jagalah selagi lapang sebelum datang kesempitan.., begitu kira-kira makna hamzah qabla hamzin. Bagaimana caranya, saya tidak banyak tahu, tetapi yang jelas kita tetap disuruh berjaga-jaga, tidak disuruh kuatir, tetapi disuruh mengerti, seperti kata Marie Curie: "Tidak ada dalam hidup ini yang perlu dikuatirkan, ia hanya harus dimengerti."

Di suatu negara yang tidak tercantum di peta, yang sepersepuluh luas kota Milan tetapi agak lebih demokratis dari sidang Columbus, DPR-nya bersidang membahas kemiskinan dan pembangunan. Ketua DPR angkat bicara, "Negara kita miskin, tidak maju, saya usulkan kita menantang perang Amerika saja, agar kita kalah, kita dijajah, lantas dimerdekakan kembali dan jadi makmur, contohnya Jepang atau Hawaii."

Hampir semua anggota setuju, kecuali seorang dari partai gurem yang bicara, "Itu gagasan baik yang pernah ada, oke kalau kita yang kalah, tetapi bagaimana kalau justru kita yang menang, mengurus negeri ini saja sudah tidak becus, apalagi nanti kalau harus mengurus Amerika Serikat dan bekas jajahannya...? Kita hanya akan menambah dosa-dosa ketidakbecusan kita."

Perang Batal, tidak pasti siapa kalah siapa menang. Kadang dengan dalih demokrasi walau benar, banyak yang tidak pasti tetapi kita kerjakan, dan yang pasti justru tidak kita kerjakan.

3 comments:

Unknown said...

dibutuhkan kecerdasan untuk bisa membedakan mana jalan yang pasti dan yang tidak pasti.
dibutuhkan kekuatan hati untuk terus berjalan tanpa melirik ke kanan dan ke kiri.
dibutuhkan keyakinan ketika menjalani jalan sehingga bukan sekadar menggapai mimpi.
dibutuhkan keikhlasan akan pencapaian dari setiap langkah yang dititi.

halah....;p
maklum pagi-pagi..
deventer/3.28 AM

Sidik Permana A.M said...

Susah-susah mudah memang membedakan kapan kita terus maju berusaha atau berhenti untuk bertawakal. Itulah mungkin mengapa Tuhan tidak memberi kita manusia kemampuan untuk menguasai dimensi waktu (masa depan), seperti halnya kita menguasai dimensi ruang. Di sinilah kemampuan kita mengolah akal dan menggunakan hati dituntut, dan semua itu harus berjalan beriringan dalam harmoni seperti yang Tuhan perintahkan.

abun said...

Boy bilang :
"... banyak yang tidak pasti tetapi kita kerjakan, dan yang pasti justru tidak kita kerjakan."


Yang pasti-pasti mah mana seru atuh, Mas Boy..